SUBTITUSI PREMAN
Ini sebuah kenangan dari teman yang pernah duduk sebangku denganku saat kelas 8 tempo dulu. Andreas Vernando Setiawan, laki-laki dengan tinggi lebih dari standar dan kulit putih serta otak kalkulator yang dimilikinya dalam sifat diamnya. mungkin baginya diam adalah belajar, dan aku rasa dari pandangannya hidup adalah hitungan. Ia jarang berinteraksi, paling-paling suma soal 'curi' jawaban yang ingin ia tanyakan. itupun jarang sekali.
Preman 9F |
Sulit memang jika ditulis bagaimana wataknya serta kesehariannya. Yang pasti, ia pernah mendapat gelar preman dari diamnya itu. Mungkin ia bangga dengan gelar itu karena semenjak hari itu, ia sering berangkat terlambat. Andai kau tahu mimiknya, aku takkan sulit mendiskripsikan betapa santai ank keturunan Tionghoa itu.
Takut ketahuan kalo preman ya? |
Kenangan ini akan menarik jika kau pernah berjumpa dengannya. Karena kenangan milik jiwa yang terkenang.
PENGHARGAAN
Pameran Lukisan Kampoeng Jalang |
![]() |
Great Shoot :) |
Penghargaan, penting? Aku pikir itu penting selama itu bukan jadi tujuan utama. Satu kenangan soal penghargaan terjadi semasa aku masih SMP. Masa itu adalah puncak dari kegiatan pameran lukisan dalam rangka kegiatan ujian praktek mata pelajaran seni dan budaya. Aku ingat betul, betapa kompaknya kelas yang bersaing. Saat itu kelasku memang menyuguhkan konsep sederhana dengan jarik-jarik yang ditata memenjang menyelimuti dinding kelas supaya cahaya yang menerobos masuk lewat jendela terhalang. Satu hal yang membuat kelasku istimewa yakni hasil karya kami yang berupa katalog dengan desainer Anin dan layouter aku sendiri. Rumahku menjadi pabrik katalog saat itu. Banyak hal yang berkesan termasuk dalam pengaturan kelas maupun ketika sambutan dari wali kelas saat puncak acara. Diwaktu yang berbahagia itu sebuah lukisan jadi kenangan-kenangan untuk pria dengan kumis tebalnya yang juga jadi inspirasiku itu. Lukisan itu juga sebagai hadiah ulang tahunnya.
![]() |
Hadiah untuk bapak tercinta |
![]() |
Peluncuran katalog |
Kembali ke bahasan awal, wali kelas kami dalam pendapatnya saat memberi sambutan sempat berkata, " Memberi penghargaan terkadang adalah sesutau yang sulit diberikan oleh bangsa ini. Sebenarnya penghargaan itu memang perlu, sekalipun dalam hal kecil seperti ini." Kesimpulan dalam sambutannya, ya, sudah ada di hati kallian masing-masing :)
APSAS PART 1
Salah satu kenangan yang masih mendekam sewaktu SMP adalah Apresiasi Seni dan Sastra, dimana saat itu kepanitiaan adalah aku yang mengetuai. Saat itu aku ada di kelas 9F, kelas yang aktif dalam banyak kegiatan, dan selalu menjalin kebersamaan sekalipun jarang sukses 100% >_<
Actrees n actor in action |
Kegiatan APSAS ini merupakan tadisi dari kelas 'F' dalam tiap tahunnya yang tak boleh dilewatkan. Yang aku ingat, saat itu tanggal 2 November adalah puncak dari kesibukan mengatur segala hal mulai dari lampu, panggung, spanduk, dll. Jujur, sewaktu itu aku bingung sekali soal pendanaan. Masalahnya, sekolah tidak bisa membantu soal dana. Semboyan 'sekolah masih kaya' sempat dipatahkan oleh Bu Endah karena sejatinya kegiatan ini memang milik siswa. Pada hari kenangan itu, banyak karya yang ditampilkan termasuk dua drama dari kelasku, dua drama dari kelas 8F, dan senuah drama dari kelas 7F. Sayang malam itu turun hujan yang sempat menghentikan acara untuk waktu sejenak.
Ini apresiasi seni dan sastra, BUKAN pentas seni. Ingatlah selalu itu! Kata-kata dari Dadija Oetomo.
APSAS PART 2
Semenjak apresiasi 2 November yang begitu meriah dan cukup memuaskan sekalipun di bawah guyuran hujan, SMP N 1 Jatirogo mulai dilirik banyak orang khususnya masalah seni dan sastra.
Beberapa waktu kemudian ada tawaran lagi untuk apresiasi bersama anak-anak dari SMA N 1 Jatirogo. Memang saat itu sempat ada kendala akibat beberapa kali diundur yang akhirnya mendapat keputusan tanggal 8 Januari. Di ruang kesenian SMP N 1 Jatirogo, meraung suara sastrawan-sastrawati Jatirogo. Yang tak kalah menarik adalah kedatangan sastrawan dari Bojonegoro yang entah siapa namanya(lupa) yang juga ikut tampil.
Happy Ending Story Maker |
SMP hanya menampilkan satu drama yaitu "Hilangnya Happy Ending Story Maker", sedangkan SMA menampilkan monolog dan drama pantomim. Puncak acara ditutup dengan acara diskusi.
Hidup ini simpel, sesimpel saat kita dilahirkan. Monolog "Pencuri Cabai".
WE ARE "HOMBAYA"
Banyak tingkah konyol yang terjadi dan lewat begitu saja
pada masa-masa itu. Saat SMP banyak grup/kelompok yang terbentuk baik untuk
main-main saja hingga memang tuntutan tugas.
Salah satu grup yang paling berkesan waktu itu adalah grup
untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Grup dengan ketua genk Si Pesek
beranggotakan aku, Balung, Ndapeng, Pungkey, dan Rozheg ini bernama “Hombaya Fiesta”. Entah
waktu itu apa yang terlintas di nemak masing-masing hingga memakai nama itu.
Yel-yelnya pun aneh, mirip dengan perpaduan PBB dan gerakan-gerakan suku
pedalaman. Parahnya, diakhir semester rombak habis-habisan dilakukan yang salah
satunya adalah menambahkan lagu crayon sinchan dibagian akhir.
Soal kekompakan, jangan ditanya. Soal ide kreatif? Waha....
selalu ada ide gila terlampiaskan saat grup ini tampil di depan kelas. Pokoknya
wajah harus setebal tembok.
Salam buat grup-grup pesaing Hombaya Fiesta. Ada De Javu,
Kingstar, dan dua grup lain yang lupa namanya. Hehehe..... O ya! Satu lagi
adalah sakura.
Hahaha. . . kau mencuri tulisanku bung. . .!!!! :-|!!!
BalasHapusbener2 surprise buat aku nin. . .I love you my friend!!