Kamis, 15 November 2012

Tapi

Full Moon
Bulan. Satu-satunya satelit milik bumi, yang hingga kini belum merasa lelah berkeliling dengan waktu rotasi selama 29,5 hari. Penyebab adanya pergantian siang malam, pasang surut air laut, dan sistem penanggalan. Benda langit yang saat malam hari apabila tidak tertutup awan akan memancarkan cahaya menenangkan. Cahaya yang sebenarnya semu karena ia dapatkan dari pantulan sinar matahari. Meskipun begitu kenyataannya, dianggap tidak sejati, namun ia tak pernah kehilangan fans-fansnya yang selalu rela menunggu untuk sekedar melihatnya beberapa menit bahkan detik. Ia banyak dikagumi berbagai pihak, mulai dari seniman, ilmuwan, hingga politikus. Mengapa kukatakan seperti itu, tengok saja para pencipta lagu yang rajin mendramatisirnya hingga menjadi lirik-lirik melow, Neil Amstrong bersama rekannya yang entah denan persiapan apa saja pergi berpetualang ke bulan, hingga partai-partai politik yang memiliki nama baik logo bulan(baca=Partai Bulan Bintang). Begitu banyak inspirasi yang muncul dari dirinya.
 Aku juga suka memperhatikan bentuk bulan setiap malam. Mulai dari bentuk sabit yang sangat tipis sampai purnama. Ditemani dengan taburan bintang di sekitarnya, langit malam menjadi sungguh menakjubkan. 

Tapi saat ini aku sedang marah dengan bulan. Kedatangannya tak membuatku begitu bahagia kali ini. Bulan datang terlalu cepat. Padahal jika ia tak datang, justru akan menimbulkan masalah yang sangat rumit. Banyak dari mereka, kaumku, yang sangat mengharap kedatangannya sebagai sebuah bukti. Berbagai cara dilakukan jika ia tak kunjung datang. Tapi kali ini, ia benar-benar mengacaukan rencanaku. Karenanya aku tak bisa merasakan ramadhan pertama. Bangun pagi untuk makan sahur, tarawih, dan berbuka bersama keluarga, tak bisa ku lakukan. Huh! Aku nggrundhel banget karo kowe, Lan. Untuk waktu depan, datanglah sesuai harapanku.

26-07-12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar