Dari hati :) |
“Sendirian tak mesti
kesepian”
Ini memang salahku. Ini
kebodohanku. Ini karna ketidakpekaanku terhadapmu. Ini pertanda aku tak
memahamimu. Ini sebab yang telah
membuatku berpikir ulang. Ini alasan yang menyadarkanku dari tidur panjang.
Inilah yang mendorong batinku untuk menulis pesan ini. Pesan dari hati–UNTUKMU!
Tak akan ada pesan ini jika tak ada dia yang menyadarkanku. Dia, yang sekejap
membuka mata hatiku akan dirimu. Aku tak ingin menulis frasa-frasa indah penuh
duka kali ini. Aku juga tak berniat mengucap pepatah-pepatah yang tak pasti bijak.
Aku.
Aku tak mau menyesal untuk yang
kedua kalinya. Aku tahu semuanya telah berubah. Semua telah berubah, begitu
juga aku, begitu juga kamu, begitu juga kita. Waktu telah mampu menghapuskan
segala yang tak berbeda di antara kita menjadi begitu berbeda. Kita yang
mulanya berjanji akan setia menjadi tempat sampah dan sampah, berubah menjadi
sampah sejati yang butuh tempat pembuangan pribadi.
Semestaku hampa saat hilangnya
dirimu. Saat kau telah menemukan tempat pembuangan pribadi. Aku bagai berjalan di
lorong-lorong gelap yang menunggu rengkuhan jemari lentikmu untuk menunjukkan
cahaya terang. Aku selalu mengharapkan datangmu. Ulahmu yang melupakanku dengan
sesederhana ini membuat memoar tentang kita berkejaran. Tak ada yang mau
berhenti tayang. Malam-malamku sepi tanpa hadirnya sajak-sajak pilumu.
Sajak-sajak yang sering membangun mimpiku. Kini, aku, sendiri harus membangun
mimpi dan tiada henti memikirkan semua tentangmu.
Aku menginginkanmu membaca pesan
ini dan sudi untuk membalasnya. Aku menyimpannya dalam sebuah botol yang
kuletakkan di dunia yang mereka sebut dunia maya.
Untukmu,
yang kini cuti menjadi sampah sekaligus tempat sampahku
Kata mereka, benarkah kau pernah menawarkan ruang
untukku
Ruang yang bahkan secuil pun tak mungkin kusadari
Ruang yang bahkan secuil pun tak mungkin kusadari
Mengapa kau tak sabar menungguku barang
sedetik
Mungkinkah kau sudah muak terlalu lama menunggu
Mungkinkah kau sudah muak terlalu lama menunggu
Ataukah malah aku telah membuatmu sakit hati
Menciptakan luka abadi yang permanen seperti tatoo
Menciptakan luka abadi yang permanen seperti tatoo
Apa yang kau pikirkan tentang aku
Sebegitu jahanamkah hingga tak kau katakan
Sebegitu jahanamkah hingga tak kau katakan
Lalu, mengapa kau lupakan aku dengan mudahnya
Haruskah aku bertanya apakah aku pemanis sesaatmu
Haruskah aku bertanya apakah aku pemanis sesaatmu
Kemana sajak-sajak yang waktu itu kerap kau kirim
Adakah peluang tersesat ke dimensi lain
Adakah peluang tersesat ke dimensi lain
Seberapa banyak harus kutambah takaran kebaikanku untukmu
Sebulir beras atau sebongkah batu
Seharusnya kau katakan semua kekhilafanku
Sebelum benar-benar kuucapkan
Sebulir beras atau sebongkah batu
Seharusnya kau katakan semua kekhilafanku
Sebelum benar-benar kuucapkan
Tak adakah pemberian maaf untukku
Aku ingin maaf DARIMU.
Aku ingin maaf DARIMU.
Dariku,
yang masih menjadi sampah sekaligus tempat sampah lamamu
Sepenggal
rindu yang hanya perlu kau anggap angin lalu. Seberkas tanya yang lebih baik
menjadi guyonan. Seuntai harapan yang bisa kau pupuskan hanya dengan sekecap
perkataanmu. Kau, selalu menyenangkanku.
Salahkah
jika aku menginginkanmu?
Ketahuilah.
Aku.
Tak benar-benar menginginkanmu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar