Sabtu, 01 Desember 2012

Pesan Dalam Botol



Dari hati :)

“Sendirian tak mesti kesepian” 

Ini memang salahku. Ini kebodohanku. Ini karna ketidakpekaanku terhadapmu. Ini pertanda aku tak memahamimu.  Ini sebab yang telah membuatku berpikir ulang. Ini alasan yang menyadarkanku dari tidur panjang. Inilah yang mendorong batinku untuk menulis pesan ini. Pesan dari hati–UNTUKMU! Tak akan ada pesan ini jika tak ada dia yang menyadarkanku. Dia, yang sekejap membuka mata hatiku akan dirimu. Aku tak ingin menulis frasa-frasa indah penuh duka kali ini. Aku juga tak berniat mengucap pepatah-pepatah yang tak pasti bijak.
                                                               
Aku.

Aku tak mau menyesal untuk yang kedua kalinya. Aku tahu semuanya telah berubah. Semua telah berubah, begitu juga aku, begitu juga kamu, begitu juga kita. Waktu telah mampu menghapuskan segala yang tak berbeda di antara kita menjadi begitu berbeda. Kita yang mulanya berjanji akan setia menjadi tempat sampah dan sampah, berubah menjadi sampah sejati yang butuh tempat pembuangan pribadi.

Semestaku hampa saat hilangnya dirimu. Saat kau telah menemukan tempat pembuangan pribadi. Aku bagai berjalan di lorong-lorong gelap yang menunggu rengkuhan jemari lentikmu untuk menunjukkan cahaya terang. Aku selalu mengharapkan datangmu. Ulahmu yang melupakanku dengan sesederhana ini membuat memoar tentang kita berkejaran. Tak ada yang mau berhenti tayang. Malam-malamku sepi tanpa hadirnya sajak-sajak pilumu. Sajak-sajak yang sering membangun mimpiku. Kini, aku, sendiri harus membangun mimpi dan tiada henti memikirkan semua tentangmu.

Salahkah jika aku menginginkanmu?

Aku menginginkanmu membaca pesan ini dan sudi untuk membalasnya. Aku menyimpannya dalam sebuah botol yang kuletakkan di dunia yang mereka sebut dunia maya.



Untukmu,
yang kini cuti menjadi sampah sekaligus tempat sampahku

Kata mereka, benarkah kau pernah menawarkan ruang untukku

Ruang yang bahkan secuil pun tak mungkin kusadari

Mengapa kau tak sabar menungguku barang sedetik

Mungkinkah kau sudah muak terlalu lama menunggu

Ataukah malah aku telah membuatmu sakit hati

Menciptakan luka abadi yang permanen seperti tatoo

Apa yang kau pikirkan tentang aku

Sebegitu jahanamkah hingga tak kau katakan

Lalu, mengapa kau lupakan aku dengan mudahnya

Haruskah aku bertanya apakah aku pemanis sesaatmu

Kemana sajak-sajak yang waktu itu kerap kau kirim

Adakah peluang tersesat ke dimensi lain

Seberapa banyak harus kutambah takaran kebaikanku untukmu

Sebulir beras atau sebongkah batu

Seharusnya kau katakan semua kekhilafanku

Sebelum benar-benar kuucapkan

Tak adakah pemberian maaf untukku

Aku ingin maaf DARIMU.

Dariku,
yang masih menjadi sampah sekaligus tempat sampah lamamu


Sepenggal rindu yang hanya perlu kau anggap angin lalu. Seberkas tanya yang lebih baik menjadi guyonan. Seuntai harapan yang bisa kau pupuskan hanya dengan sekecap perkataanmu. Kau, selalu menyenangkanku.

Salahkah jika aku menginginkanmu?

Ketahuilah.

Aku.

Tak benar-benar menginginkanmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar