Senin, 24 Desember 2012

Kapan Kau Rangkul Senja?

Sang waktu berseringai padaku tatkala petang mulai disambut senja
Katanya senja perlu kuikat untuk dapat merangkulnya sempurna
Katanya aku harus menghunus parang berkilat untuk dapat memainkannya penuh rasa
Menodongkan pada senja bersama gerak gemulai dalam alibi menggema
Senja perlu kuikat untuk tetap bertahan dalam masanya
Senja perlu kupasung untuk tetap terduduk dalam persinggahannya
Senja perlu kurangkul untuk tetap mendapatkan kehangatannya
Senja yang hadirnya selalu membuat bahagia tanpa noda
Senja yang singgahnya selalu ciptakan hening penuh tanda tanya

Mungkinkah miliki senja meski takkan sepenuhnya?
Haruskah sekarang menjerat senja dalam kepiluannya?

Tak ingin sia-siakan senja seperti sedia kala
Tak ingin lepaskan senja pada dia yang tak nyata
Tak ingin biarkan senja uapkan rasa menjadi semakin sirna
Tak ingin relakan senja hapus sendiri luka yang telah aniaya

Tuhan!
Inikah saatnya?
Tak adakah nanti, besok, atau mungkin lusa?
Aku tak mau senja membangun tembok sebesar raksasa
Aku tak mau senja mengikis kenangan yang mengakar setia

Tuhan!
Inikah waktunya?
Tak adakah nanti, besok, atau mungkin lusa?
Aku hanya inginkan dia
Aku hanya inginkan SENJA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar