![]() |
Meaning of Love |
Waktu terus berlalu. Emosi dan perasaan datang dan pergi silih berganti.
Seperti bulan dan matahari. Siang dan malam. Semua yang ada di dunia ini
berjalan secara alami. Mengikuti naluri. Maka, satukanlah hidup-mu dengan irama
alam. Seperti matahari yang tak pernah memaksa untuk menerangi malam. Atau
bulan yang selalu ingin jadi purnama setiap hari. Semuanya harus selaras.
Seperti alam yang menyesuaikan diri dengan penuh kesabaran, namun meyakinkan.
Niscaya, hidup akan terasa jauh lebih ringan dan mudah jika kita berserah
diri. Berpasrah. Bersabar. Tapi, juga yakin bahwa semua akan berlalu, bahwa
kemarin bukanlah milik kita dan hari esok belum tentu jadi milik kita.
Amin.”
Itu adalah dua paragraf terakhir
dari novel Cerita Dalam Keheningan karya Zara Zettira ZR. Aku baru saja rampung
membacanya. Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan sebuah buku yang cukup
menarik. Sampulnya minimalis, manis, cantik. Aku tak berniat menulis
resensinya. Aku hanya ingin mengungkapkan unek-unekku setelah membaca buku ini.
Banyak argumen yang diungkapkan
oleh Zaira, tokoh utama, yang membuatku sadar kemudian mengangguk setuju
seperti hanya ada satu Tuhan dan semua agama adalah hanya sebuah jalan untuk
menuju satu tujuan yang sama yaitu kebaikan. Banyak juga hal yang sebelumnya
tak begitu kuperhatikan menjadi kupikirkan lagi. Tentang tidak semua hal harus
diungkapkan lewat rangkaian kata-kata untuk saling memahami. Seperti ibuku yang
bisa memahami perasaanku tanpa aku harus menceritakan isi hatiku padanya.
Lembar demi lembar masalah yang
dialami Zaira membuatku semakin bijak dalam menjalani hidup ini. Semua bisa ada
karena cinta, namun semua juga bisa musnah karena cinta. Aku menjadi semakin
bingung dengan arti cinta. Bukankah kita hidup karena cinta? Mungkinkah kita
hidup tanpa cinta? Mengapa cinta yang besar justr bisa membunuh kita? Bagaimana
kita seharusnya menghadapi cinta? Entahlah, aku belum benar-benar mengetahuinya
sekarang.
Yang jelas, karena cinta Zaira pada
ayahnya yang terlalu besar, membawanya pada jurang permasalahan. Membuatnya
seperti orang gila, terpenjara dalam rasa bersalah, dan membuatnya berulang
kali berusaha bunuh diri untuk dapat bersama lagi dengan ayahnya. Benar saja
jika cinta itu misterius penuh daya magis. Kecintaannya pada sang ayah telah
menimbulkan suatu ketergantungan pada dirinya. Hidupnya menjadi tak bermakna
tanpa cinta ayahnya. Wow! Karena itulah, janganlah berlebihan mencintai
seseorang.
Dalam mencari jawaban dari
masalah-masalah yang menggelayuti pikiran, nalurilah yang bisa memberi jawaban.
Dengan berdiam dalam keheningan. Naluri itu murni, tak seperti pikiran yang
terpengaruh oleh masa lalu. Naluri bisa membedakan mana baik dan mana yang
buruk tanpa harus diajari.
Membaca buku ini, seperti membaca
sepenggal kisahku. Aku ingin mencoba berpegang pada masa sekarang, menganggap
masa lalu sebagai kenangan, dan menyambut masa depan sebagai rahasia Tuhan.
Menjalani hidupku seperti aliran
air yang terus mengalir dan menyambut seseorang yang akan memberikan makna
cinta padaku. Aku tak keberatan masih sendirian, asalkan jangan kesepian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar